ASAL MULA ANGKGRINGAN
Warga Yogyakarta biasa menyebutnya angkringan.
Sementar warga Solo lebih akrab menyebutnya sebagai Hik. Apapun namanya,
keduanya merupakan usaha untuk memperbaiki kesejahteraan hidup lapis bawah
masyarakat.
Selain
Solo dan Yogyakarta, di kota-kota lain, seperti Namun, pernahkah terpikir, dari mana asal warung dengan gerobak bertenda yang biasa menyajikan menu khas nasi kucing dan wedang jahe ini? Ngerangen adalah jawabannya. Salah satu desa di Kecamatan Bayat, Klaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul ini adalah wilayah asal para pengelola warung angkringan.
Kering berbukit
Tekstur tanah Ngerangen, kering berbukit. Pertanian di desa itu mengandalkan air tadah hujan. Jika musim kemarau, tanah di desa ini kekeringan. Bahkan, para petani selalu mengalami gagal panen karena lahan pertaniannya kekurangan air.
“Tanah kami kering. Tanaman padi kami selalu puso. Untuk itu, kami memilih sebagai pedagang angkringan atau Hik di
Sambil mengipasi cakar ayam yang dibakarnya di atas bara, Samson berkisah. Sejak membuka usaha sebagai pedagang angkringan pada tahun 1973, perekonomiannya terangkat. Dia tidak menyangka, dengan modal Rp 20.000 kala itu, kini dia bisa membangunkan empat rumah bagi anak-anaknya, satu unit toko kelontong serta memiliki jutaan rupiah tabungan di bank.
Kepala Desa Ngerangan, Sri Hardoko, mengatakan pedagang angkringan di Desa Ngerangan dipelopori oleh tiga orang warga bernama Wiryo, Kromo, dan Samto Miyo. Sekitar tahun 1950-an, ketiganya menjajakkan hidangan berkeliling keluar masuk kampung dengan cara dipanggul. Lampu teplok serta suara pedagang menawarkan dagangannya menjadi ciri yang paling khas. Kota Solo menjadi tujuan pertama mereka sebelum akhirnya memperluas daerah sasaran ke
“Kemandirian usaha warga Ngerangen cukup tinggi. Saat ini, hampir 80% warga Ngerangan berprofesi sebagai pedagang angkringan di kota-kota besar. Sebagian besar mereka adalah tamatan SLTA. Mereka memilih menetap di luar
Seiring berjalannya waktu. Kini, pedagang angkringan di Kota Solo maupun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar